Langsung ke konten utama

Menyambut Tahun Baru 2015 di Kedai Kancana

Malam ini, dalam rangka menyambut Tahun Baru 2015. Teman-teman menggagas acara live music lintas genre dengan bintang tamu Bimskalabim dan Grady Legacy yang bertempat di Kedai Kancana, Jl. Sememi kidul Kec. Benowo Surabaya. Teman-teman yang datang ke acara ini sangat antusias dan beragam. Mayoritas dari anak-anak band dengan berbagai aliran, termasuk juga anak-anak Reggae. Ada juga teman-teman dari komunitas, ada yang dari SAC, IMPALA, KLASIK, dsb.

Acara spesial menyambut Tahun Baru ini merupakan inisiatif dari teman-teman Kedai Kancana yang ingin menunjukkan kreatifitas sekaligus menghibur masyarakat sekitar. Khususnya anak muda daerah sini agar tidak konvoi dan membuat kemacetan di jalan.


Waktu menunjukkan pukul delapan. Acara dibuka dengan penampilan salah satu bintang tamu yaitu Bimskalabim. Band asli Surabaya yang dikomandani Mas Yudi ini beraliran Ska yang mirip Reggae. Mereka menyanyikan lagu ciptaan sendiri, seperti Manukan Ska, Gajah Kupu-kupu, Bimsalabim Abracadabra. Ada juga lagu kebangsaan yaitu Indonesia Pusaka yang dicover secara apik oleh mereka. Sekitar enam lagu yang ditampilkan oleh band ini. Penampilan kedua adalah giliran teman-teman dari band Selebrity Gosip. Agak lucu sih menurut saya nama band ini. Walaupun merupakan band baru, tapi mereka dengan sangat percaya diri menyanyikan lagu dari Nirvana yang ngerock banget. Penonton pun sangat terhibur. Sekitar seratus orang yang hadir malam ini.
 “wah ramai juga “ gumam saya. Ada juga yang masih berdatangan untuk melihat acara ini, yang menambah semarak suasana.

Mas Momox yang sibuk mondar-mandir sambil jeprat-jepret memfoto untuk mendokumentasikan jalannya acara. Khusus untuk acara ini, para panitia membuat kaos sebagai seragam dengan tema tulisan “Selalu Rindu Ngopi Bersama Laila”. Hmmm, unik juga menurut saya. Tapi apa hubungannya ya dengan malam Tahun Baru?.

Kata teman saya “laila tuh artinya malam, jadi ngopi tuh lebih terasa nikmat di waktu malam”. Tapi tetap saja menjadi pertanyaan di kepala saya, apa hubungannya dengan Tahun Baru? Ah ya sudahlah, mungkin saking kreatifnya mereka. Aroma jagung bakar membuat saya tertarik untuk mendekat dan mencicipi. Selagi saya makan jagung bakar, MC yang mengatur jalannya acara mengucap terima kasih kepada semua yang hadir dan sempat membuat guyonan yang menyebut saya sebagai kepala BNN, ada-ada saja teman saya yang satu ini.

Tak lama berselang, akhirnya datang juga yang ditunggu-tunggu yaitu bintang tamu kedua kita. Siapa lagi kalau bukan Grady Legacy. Band yang juga asli kota Bonekmania ini memang sudah cukup dikenal. Apalagi si Grady, sang gitarist yang konon kabarnya ia pernah menjadi guitarist muda terbaik kedua se Indonesia. Wow, saya sudah tidak sabar untuk melihat aksinya. Mc kemudian mempersilakan mereka untuk segera menyiapkan diri dan langsung perform. To be with you dari Mr. Big mengawali penampilan mereka. Diteruskan dengan lagu Perfect Stranger dari Deep Purple. Melody gitar yang dimainkan Grady memukau semua penonton termasuk saya. Grady benar-benar memperlihatkan skillnya yang sangat apik dan mampu menyihir dengan petikan gitarnya. Tak salah memang, jika ia pernah menjadi gitaris nomor dua nasional. Sebuah prestasi yang membanggakan. Lagu dari Jimmy Hendrik mengakhiri penampilan mereka. Selesai tampil, Grady Legacy bergegas berpamitan. Mau meneruskan manggung ditempat lain katanya.

Perform selanjutnya dari anak-anak komunitas reggae yang menyanyikan tiga lagu khas mereka. Tentu saja mereka awalnya malau-malu untuk tampil, tapi setelah Mas Yudi mengajukan diri untuk mengiringi menjadi gitaris mereka, akhirnya bersedialah mereka untuk menyanyi. Selesai teman-teman reggae, Bimskalabim menyanyikan lagu Bongkar dari Iwan Fals.

Pukul 23.55 WIB, mulai terdengar letusan kembang api dan cahaya gemerlap di langit. “dar der dor” bunyi petasan kembang api terus-menerus bersahutan mengirirngi malam pergantian tahun. Selaku MC, Andika mengajak kita semua untuk mengheningkan cipta sejenak dan berdoa semoga di tahun yang baru ini kita semua menjadi lebih baik. Sekaligus mendoakan semua yang menjadi korban pesawat Air Asia segera ditemukan. Usai berdoa, sekarang giliran lagu-lagu akustik. Yakup dan Deny mendapat kesempatan menyanyikan lagu kesukaan mereka masing-masing. Mereka menyanyi dengan riang dan menjiwai lyric yang dilantunkan. Ada juga yang lagi ulang tahun yaitu Naila, yang mendapatkan kue plus ucapan selamat serta lagu selamat ulang tahun untuk Naila. Duh, senangnya.

Dini hari menjelang, giliran grup orkes dangdut untuk perform. Mas Pandhi dan Andika bergantian menyanyi. Satu-persatu lagu dari Rhoma Irama mereka bawakan. Musik dangdut merupakan musik asli Indonesia yang sangat asyik didengarkan. Apalagi lagu-lagunya Bang Rhoma. Membuat saya ingin berjoget dan ikut berdendang.Tak terasa, sepertiga malam terakhir hamper habis. Usai penampilan orkes dangdut, lagu pop akustik yang dibawakan oleh Deny dan diiringi keyboard oleh Widi menutup acara ini.



Akhirnya, tibalah di penghujung acara. Microphone beralih kepada Andika selaku MC. Kata terima kasih kembali ia sampaikanterutama kepada teman-teman panitia penyelenggara acara ini. Kepada Bimskalabim dan Grady Legacyyang berkenan datang dari jauh. Juga kepada semua yang telah hadir mengikuti acara ini. Satu-persatu penonton mulai berdiri dan beranjak pulang. Raut kepuasan menghiasi wajah mereka. Melihat semuanya merasa terhibur, saya pun merasa senang. Tinggal pekerjaan terakhir menanti teman-teman panitia yaitu beres-beres dan membersihkan sampah yang berserakan. Inilah salah satu tugas wajib panitia ketika acara bubar. Tugas penting yang memang tak enak untuk dikerjakan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NYEKAR DI MAKAM SIMBAH

Pagi ini sehabis subuh. Aku dan kakak sepupuku sepakat untuk berangkat ke Nganjuk. Kami ingin nyekar/ berziarah ke Makam simbah. Harusnya kemarin aku pulang, tetapi tidak jadi. Maka, pagi inilah rencanaku berhasil kuubah menjadi kenyataan.  Makam desa ini tanahnya becek sepertinya sisa hujan kemarin. Banyak daun-daun trembesi yang gugur mengotori permukaan tanah makam. Petugas makam mungkin lupa membersihkan atau memang sengaja dibiarkan agar anak cucu Sohibul makam lebih peduli dan punya inisiatif untuk menyapu dan memungut dedaunan itu.  Hari ini, sehari menjelang Ramadan. Banyak orang membawa tas kresek berisi bunga tabur. Rasanya memang tidak lengkap jika sowan dengan tangan kosong. Orang-orang sibuk berdoa, melanjutkan harapan-harapan baik untuk sanak keluarga yang sudah lebih dulu "pulang" ke kampung asal. Alam ruh, barzah.  Simbahku telah lama berpulang. Mungkin "di sana" beliau juga sedang bersiap menyambut datangnya ramadan. Bulan dilipatgandakannya segala ...

NEGERI HALIMUN

Sumber gambar: pixabay.com Kawanan Zebra berlari di jalanan. Ada pula Gajah, Badak, Serigala, yang memenuhi jalan. Ia    mengucek matanya. Seakan tak percaya dengan apa yang ia lihat. Di dalam rumah-rumah pun sama. “Ini tidak benar, ini hanya mimpi.” Ia mencubit lengan kemudian menampar pipinya. Terasa sakit. Kenapa semuanya tiba-tiba berubah dalam sekejap? apa yang terjadi sebenarnya? Berbagai pertanyaa n berjejal memenuhi otak dan menuntut jawaban. Tanah yang ia pijak masih normal , tidak berubah menjadi lahar atau padang pasir. Rumah-rumah pun masih tampak seperti biasa. Tidak ada yang berubah. Tapi ke mana mereka? Ke mana semuanya? Ada apa dengan kota ini. Atau pertanyaannya, apa yang terjadi dengan diriku?

PANDEMI PERGI, KAMI BERANGKAT

Hidup adalah perjalanan, maka sering-seringlah berjalan. Melangkahkan kaki, melihat dunia. Kemudian ukuran perjalanan, bukanlah seberapa jauh jarak yang kita tempuh. Melainkan seberapa banyak pelajaran dan hikmah yang kita dapat. Kemudian dengan itu, dapat merubah cara pandang kita menjadi lebih baik dan lebih luas. Melihat sawah di belakang rumah, berkunjung ke pasar, berziarah ke makam juga merupakan sebuah perjalanan. Tak perlu tergesa berpikir terlalu jauh untuk piknik ke luar negeri dan menjadi turis—meskipun ini juga menjadi cita-cita saya. Mulai saja dari yang dekat. Seratus meter, dua ratus meter dari rumah untuk mengenal keadaan sekitar, menggerakkan badan dan pikiran. Sebab, salah satu esensi sebuah perjalanan adalah bergerak, ‘membaca’ dan mengenal. Melihat dan mendengar. Kita belajar. Tholabul ilmi. Kita belajar dari mana saja. Dari apa yang kita lihat, dengar dan rasakan. Dan alam yang luas ini, salah satu guru terbaik. Alam takambang menjadi guru, kata salah satu pepatah...