Langsung ke konten utama

Solo Traveling ke Surabaya North Quay

Siang itu gerimis. Jalanan agak lengang. Tidak macet seperti biasanya. Sebab, hari ini libur nasional menyambut hari raya Imlek. Memasuki tahun ayam api menurut perhitungan kalender Cina. Saya juga turut gembira. Walaupun saya tak ikut merayakannya. Sebab, biar bagaimanapun di separuh badan ini mengalir darah orang Tionghoa. "Ups, keceplosan. Kok malah curhat."


"Here we go." Berbekal Hanya informasi dari blog dan Hasil searching dari google,

Kuputuskan berangkat menuju SNQ. Aku benar-benar tak tahu dimana tempatnya. Tapi keinginan untuk ke sana lebih kuat dan tak dapat kutahan. Hanya kabar yang kuperoleh bahwa tempat ini berada di pelabuhan.
"So, berangkaaat!!!."

Menurut paman google maps, jarak dari tempatku ke SNQ 21km ditempuh dalam waktu 36 menit. Itu rute tercepat jika lalu lintas normal. Tapi jika macet ya bersabar dan banyak-banyaklah berzikir.

Rute menuju destinasi wisata ini ternyata cukup mudah. Kalau dari Benowo, belok saja ke jalan Margomulyo sampai mentok terus belok kanan.  Lurus saja sampai jalan Perak barat terus belok kiri, lurus saja sampai portal terminal jamrud. Nah, sudah terlihat tuh tulisan Surabaya North Quay. Kalian tinggal parkir sepeda motor di depan gedung yang berbentuk kapal. SNQ ini berada di lantai tiga. Begitu masuk, suasananya mirip di bandara. Kalau pas weekend begini sangat ramai. Sangat asyik buat hangout bareng keluarga atau pacar.
SNQ termasuk tempat nongkrong yang asyik dan murah. Buat kalian yang punya budget minim seperti saya. Tempat ini bisa jadi salah satu alternatif untuk kalian kunjungi.

Tempat ini punya spot yang apik buat foto-foto. Buat kalian yang hobi selfie, ayo kesini. Atau hanya sekedar untuk minum kopi seperti saya dan melepas penat di pikiran.  Sebab, kalian di sini juga bisa berwisata kuliner.

"Mas, saya pesan kopi house blend. "
Kata mas nya yang jual, kopi house blend ini campuran antara kopi arabica Lumajang dan arabica Lampung.
"o gitu." saya manggut-manggut berlagak sok tahu.

Sambil meracik kopi, ia Saya ajak ngobrol sebentar. Namanya Anas, asli Jombang. Baru enam bulan di sini. Ia seusia saya. Di sini sering juga ada event pameran kapal pesiar. Nanti tanggal 4-5 februari datanglah kesini. Kalian bisa berfoto di samping kapal pesiar.

Desain bangunan ini mirip sekali dengan kapal laut. Jadi kalian bisa merasakan sensasi seperti berada di dalam kapal. Dengan background laut lepas. Sembari menunggu datangnya sunset. Dan melihat kapal yang berlayar di tengah laut.

Sayang sekali saya kesini sendiri. Sebenarnya kemarin sudah rencana bareng teman. Tapi mendadak ia cancel. Sebab ada kerjaan yang harus diselesaikan. It's okelah. Yang penting saya sudah kesini. And i'm here now.

Sudah lama memang saya ingin solo traveling. Ya, mulai dari yang terdekat dulu lah. Explore Surabaya. Namanya juga kismin jadi tak perlu "ngoyo" untuk backpackeran jauh. Tak ada rotan akar pun jadi.
Belum bisa yang jauh. Yang dekat pun jadi. Alhamdulillah.

Di samping kanan terlihat juga jembatan Suramadu yang terkenal itu. Yang menjadi jembatan terpanjang di Asia Tenggara.
Sayang kamera ponsel saya tak mampu menjangkau. Terlihat kecil dan samar di foto. Saya zoom malah jelek hasilnya. Bawalah kamera DSLR kalau ingin memotret objek yang agak jauh.
So, apakah kalian tertarik untuk kesini?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NYEKAR DI MAKAM SIMBAH

Pagi ini sehabis subuh. Aku dan kakak sepupuku sepakat untuk berangkat ke Nganjuk. Kami ingin nyekar/ berziarah ke Makam simbah. Harusnya kemarin aku pulang, tetapi tidak jadi. Maka, pagi inilah rencanaku berhasil kuubah menjadi kenyataan.  Makam desa ini tanahnya becek sepertinya sisa hujan kemarin. Banyak daun-daun trembesi yang gugur mengotori permukaan tanah makam. Petugas makam mungkin lupa membersihkan atau memang sengaja dibiarkan agar anak cucu Sohibul makam lebih peduli dan punya inisiatif untuk menyapu dan memungut dedaunan itu.  Hari ini, sehari menjelang Ramadan. Banyak orang membawa tas kresek berisi bunga tabur. Rasanya memang tidak lengkap jika sowan dengan tangan kosong. Orang-orang sibuk berdoa, melanjutkan harapan-harapan baik untuk sanak keluarga yang sudah lebih dulu "pulang" ke kampung asal. Alam ruh, barzah.  Simbahku telah lama berpulang. Mungkin "di sana" beliau juga sedang bersiap menyambut datangnya ramadan. Bulan dilipatgandakannya segala ...

NEGERI HALIMUN

Sumber gambar: pixabay.com Kawanan Zebra berlari di jalanan. Ada pula Gajah, Badak, Serigala, yang memenuhi jalan. Ia    mengucek matanya. Seakan tak percaya dengan apa yang ia lihat. Di dalam rumah-rumah pun sama. “Ini tidak benar, ini hanya mimpi.” Ia mencubit lengan kemudian menampar pipinya. Terasa sakit. Kenapa semuanya tiba-tiba berubah dalam sekejap? apa yang terjadi sebenarnya? Berbagai pertanyaa n berjejal memenuhi otak dan menuntut jawaban. Tanah yang ia pijak masih normal , tidak berubah menjadi lahar atau padang pasir. Rumah-rumah pun masih tampak seperti biasa. Tidak ada yang berubah. Tapi ke mana mereka? Ke mana semuanya? Ada apa dengan kota ini. Atau pertanyaannya, apa yang terjadi dengan diriku?

PANDEMI PERGI, KAMI BERANGKAT

Hidup adalah perjalanan, maka sering-seringlah berjalan. Melangkahkan kaki, melihat dunia. Kemudian ukuran perjalanan, bukanlah seberapa jauh jarak yang kita tempuh. Melainkan seberapa banyak pelajaran dan hikmah yang kita dapat. Kemudian dengan itu, dapat merubah cara pandang kita menjadi lebih baik dan lebih luas. Melihat sawah di belakang rumah, berkunjung ke pasar, berziarah ke makam juga merupakan sebuah perjalanan. Tak perlu tergesa berpikir terlalu jauh untuk piknik ke luar negeri dan menjadi turis—meskipun ini juga menjadi cita-cita saya. Mulai saja dari yang dekat. Seratus meter, dua ratus meter dari rumah untuk mengenal keadaan sekitar, menggerakkan badan dan pikiran. Sebab, salah satu esensi sebuah perjalanan adalah bergerak, ‘membaca’ dan mengenal. Melihat dan mendengar. Kita belajar. Tholabul ilmi. Kita belajar dari mana saja. Dari apa yang kita lihat, dengar dan rasakan. Dan alam yang luas ini, salah satu guru terbaik. Alam takambang menjadi guru, kata salah satu pepatah...