![]() |
Ilustrasi: Toni Blank dari google |
Menyandang gelar sebagai orang gila teladan sekampung merupakan sebuah prestasi yang patut diacungi jempol. Bayangkan, ia telah berada di Kampung ini hampir 25 tahun, dan tidak pernah aku mendengar ia berbuat onar atau bertindak yang kurang sopan. Bahkan, semua orang di Kampung ini pasti mengenalnya dan pernah dibantu olehnya. Sungguh luar biasa menurutku. Aku juga tak tahu, kenapa Joko betah tinggal di Kampung ini. Padahal tak jarang ia sering di olok-olok atau dipermainkan oleh anak-anak. Tapi ia tak pernah marah. Biasanya kalau orang gila, kan emosian. Dasar Orang Gila yang aneh.
Sayang sekali aku tak punya fotonya. Begini saja, Kalau kalian pernah melihat di Youtube tentang Toni Blank, mirip seperti itulah wajahnya. Tapi tanpa kumis dan jenggot. Kalau kalian melihat fotonya, pasti kalian tak menyangka kalau ia gila. Sebab, penampilannya layaknya orang waras. Bersih dan rapi. Pernah suatu ketika aku melihatnya sedang duduk di teras Warung, kemudian ada orang mengendarai sepeda motor berhenti di depannya. Rupanya orang ini sedang mencari alamat.
"Permisi Pak, mau tanya, Bapak tahu alamat ini." Seraya menunjukkan selembar kertas.
Dengan wajah serius, Joko mengambil kertas itu. "Iya Den, o ini lurus terus lalu nanti belok kanan. Lalu jangan belok lagi, soalnya bahaya, bahaya sekali hahaha..."
Orang yang bertanya tadi mulai bingung. Mungkin mulai sadar kalau yang ditanya ngelantur. Kemudian dia pergi begitu saja. Aku tertawa melihat kelucuan itu. Dasar wong gendeng.
Namanya saja Orang Gila. Kalau tidak begitu ya tidak dianggap gila. Tapi yang saya salut adalah Joko telah berhasil mengecoh orang yang bertanya tadi dengan penampilan dan tampangnya yang sok serius.
Joko memang unik menurutku. Baru kali ini aku menemui orang gila seperti dia. Kadang dalam hati aku bertanya, 'siapa sebenarnya Joko ini', maksudku adalah apakah ia benar-benar gila atau ia adalah orang yang sedang menjalani laku? sampai saat ini aku tak tahu jawabannya. Tak ada yang tahu. Jika ia waras, tapi kok kerap bicara sendiri. Namun jika ia gila, tapi kok tidak seperti orang gila kebanyakan. Bagaimana menurut kalian?
![]() |
Ilustrasi: google |
Atau pernahkah kalian melihat orang gila menangis tersedu-sedu? dan menyebut-nyebut sebuah nama. Nama seseorang yang sangat dirindukan. Seolah nama itu adalah nama seorang sahabat yang telah lama pergi.
Waktu itu Abah Y mengajak Joko ke Malang memakai mobil Taft. Joko duduk di samping Abah Y yang sedang mengemudi. Seperti biasa, Joko bicara ngelantur dan sesekali tertawa sendiri. Abah Y pun mendengarkan saja. Lumayan sebagai ganti radio, begitu pikir Abah Y. Awalnya perjalanan mulus-mulus saja, tapi pada saat hampir sampai di tempat tujuan, tiba-tiba Joko menangis. Air matanya meleleh. Abah Y dirangkul erat sekali. Kemudian ia meraung-raung sambil menyebut sebuah nama. Entah nama siapa. Abah Y pun merasa takut, soalnya beliau sedang mengemudi. Apalagi rangkulan Joko semakin kuat. Terpaksa mobil berhenti di pinggir jalan. Abah Y diam saja, menunggu Joko menuntaskan tangisnya dan tentu saja menelan ludah berkali-kali. Takut.
Semakin bingung kan?
Bersambung lagi ya! ...
Komentar
Posting Komentar